Mantan mata-mata Rusia yang diberi nama sandi ‘Gordon’ diidentifikasi oleh polisi sebagai tersangka dalam meracuni Sergei dan Yulia Skripal ’... tetapi petugas khawatir mereka tidak akan pernah bisa menangkapnya.

Mantan mata-mata Rusia yang diberi nama sandi ‘Gordon’ diidentifikasi oleh polisi sebagai tersangka dalam meracuni Sergei dan Yulia Skripal ’... tetapi petugas khawatir mereka tidak akan pernah bisa menangkapnya.

Intelijen Inggris yang menyelidiki keracunan Salisbury telah mengidentifikasi seorang pembunuh Rusia yang mungkin berada di balik serangan itu.

Nama kode 'Gordon', mantan mata-mata FSB 54 tahun dianggap menggunakan nama penutup Mihails Savickis dan dua alias lainnya.

Namun, polisi khawatir tersangka telah melakukan perjalanan kembali ke Rusia dan mungkin tidak akan dibawa ke pengadilan.

Otoritas Inggris yakin ada enam agen yang bertindak dalam keracunan Sergei Skripal dan putrinya Yulia.

Para pembunuh yang dicoba, yang diduga kini tinggal di Rusia, menargetkan mantan agen ganda Skripal dan mengoleskan agen saraf kimia Novichok - dalam bentuk cair - di pintu depan rumahnya di Wiltshire, Salisbury, menurut pihak berwenang.

Polisi anti-terorisme sedang membangun sebuah kasus terhadap 'orang yang berkepentingan', The Daily Telegraph melaporkan.

Dapat dipahami bahwa analisis catatan penerbangan di dalam dan di luar Inggris telah memberikan petugas dengan nama-nama tertentu yang terkait dengan kasus tersebut.

Sementara polisi juga merujuk pada rekaman CCTV di Salisbury dan merekam kamera pengenalan plat nomor mobil.

Namun polisi khawatir mereka akan menabrak tembok bata diplomatik dalam upaya untuk mewawancarai, atau di kemudian hari, mengadili para tersangka.

Pengungkapan datang setelah laporan oleh para ahli di Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) menegaskan analisis Inggris bahwa serangan terhadap Skripal di Salisbury pada tanggal 4 Maret dilakukan dengan agen saraf Novichok.

Namun Alexander Yakovenko mengatakan rincian OPCW memberi Rusia alasan untuk khawatir.

OPCW melaporkan bahwa Novichok yang terkandung dalam sampel darah dari para korban menunjukkan sedikit tanda pembusukan, meskipun agen itu biasanya diharapkan bereaksi dengan bahan kimia yang terjadi secara alami di dalam tubuh, katanya.

"Ini aneh, mengingat 18 hari berlalu antara keracunan dan kedatangan OPCW di Inggris," kata Yakovenko.

"Itu mungkin berarti bahwa bahan kimia itu secara sengaja disuntikkan tepat sebelum sampel darah diambil."

Dia mengklaim bahwa kecepatan yang diidentifikasi bahan kimia setelah serangan itu menyarankan Inggris sudah memiliki sampel sendiri.

Mengacu pada pembentukan riset pertahanan Pemerintah di Porton Down, dia berkata: "Kami tahu laboratorium macam apa yang hanya berjarak 10 mil dari Salisbury."

Mr Yakovenko menantang independensi penyelidikan OPCW, mengatakan bahwa itu telah diatur secara bilateral dengan Inggris daripada di bawah praktik standar yang ditetapkan dalam Konvensi Senjata Kimia.

Dia mengatakan: 'Pekerjaan para ahli OPCW dilakukan di bawah kendali pihak Inggris. Tekanan pada mereka tidak dapat dikesampingkan.

'Mereka hanya memeriksa situs yang ditunjuk oleh Inggris sebelumnya dan mereka hanya mencari substansi yang diidentifikasi oleh Inggris.

'Format yang dipilih tidak dapat menjamin ketidakberpihakan dan sifat komprehensif dari verifikasi.'

Rusia tidak akan mengambil kesimpulan laporan dengan nilai nominal kecuali diberi akses penuh kepada para korban dan materi yang dikumpulkan dalam penyelidikan, katanya.

Dia menggandakan tuntutan Rusia bertemu mantan mata-mata dan putrinya, mengklaim kegagalan Inggris untuk memberikan akses ke berarti kasus harus dilihat sebagai 'penculikan dua warga Rusia'.

Itu datang setelah tingkat berbahaya dari agen saraf yang berpotensi mematikan yang digunakan untuk menargetkan pasangan mungkin masih hadir di 'titik panas' di sekitar Salisbury, ilmuwan Pemerintah memperingatkan kemarin.

Pekerjaan telah mulai mendekontaminasi sembilan lokasi di seluruh kota di mana para ahli percaya substansi masih bisa hadir, dalam operasi jutaan pound yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Departemen Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (Defra), pejabat dewan lokal, polisi dan perwakilan kesehatan memperbarui penduduk setempat tentang kemajuan yang dibuat pada Kamis malam.

Ketika ditanya apakah bahan kimia itu tetap pada dosis 'mematikan' yang sama dengan saat diletakkan di pintu Tuan Skripal, ilmuan kepala Defra Ian Boyd mengatakan: 'Kami harus membuat asumsi bahwa dalam keadaan tertentu akan ada konsentrasi yang relatif tinggi. , mungkin di lokasi yang sangat spesifik, yang bisa berada pada level yang bisa menjadi racun bagi individu. '

“Itu adalah asumsi, ini juga sudah kami uji dalam beberapa keadaan dan kami tahu bahwa ada titik panas seperti itu, jadi kami harus membuat asumsi bahwa beberapa titik panas yang masih harus kami temukan.

“Tapi hot spot itu masih ada di lokasi yang sedang kita bicarakan.

'Di lokasi ini, mungkin ada konsentrasi yang lebih tinggi yang masih harus kami temukan, tetapi kami sudah tahu ada beberapa konsentrasi tinggi di dalam lokasi tersebut.'

Pertemuan itu diadakan ketika pekerjaan mulai menggantikan penjagaan polisi di sekitar daerah Maltings di pusat kota, restoran Zizzi di dekatnya dan pub Mill dengan hoardings yang lebih kuat.

Penduduk setempat diberitahu bangunan Bourne Hill, perumahan kantor polisi Salisbury serta kantor dewan Wiltshire akan ditutup hingga delapan minggu dari Jumat.

Pekerjaan dekontaminasi akan fokus pada ruang bukti dan dua loker di dalam kantor polisi, yang ditutup setelah serangan pada 4 Maret.

Pekerjaan dekontaminasi akan fokus pada ruang bukti dan dua loker di dalam stasiun, yang ditutup setelah serangan 4 Maret.

Wakil Kepala Polisi Paul Mills dari Wiltshire Police mengatakan akan menjadi 'bisnis seperti biasa' ketika operasi berpindah ke lokasi lain di dalam dan di sekitar kota.

Daerah lain yang diperuntukkan untuk pembersihan bahan kimia termasuk dua stasiun ambulans, sebuah kompleks mobil dan rumah petugas polisi beracun Nick Bailey.

Rumah Tuan Skripal, yang masih merupakan bagian dari penyelidikan polisi, akan menjadi yang terakhir untuk didekontaminasi.